Yang sedang Anda baca ini adalah bagian
dari isi buku “7 Mata Air Menuju Sukses”. Apa isinya? Baca aja.
Begini sob, menurut
Wajiran, S.S.,
M.A. dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, beliau menjelaskan bahwa melakukan
sesuatu secara konsisten adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup.
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
Sikap yang gigih dan rajin ini
akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Demikian juga
dengan pekerjaan-pekerjaan kecil, namun dilakukan secara konsisten tentu akan
memberikan manfaat yang sangat besar. Konsistensi adalah kunci dalam kesuksesan
dalam hidup ini. Secerdas apapun seseorang, tapi selama tidak memiliki sifat
ini, tidak akan pernah menghasilkan apa-apa dalam kehidupan ini.
Kegagalan kita
sering disebabkan ketidakkonsistenan kita dalam melakukan sesuatu. Kita
berhenti atau bahkan berputus asa sebelum mencapai target. Hal itu karena
keragu-raguan, kekhawatiran dan mungkin karena ketakutan akan kegagalan dalam
diri kita.
Sikap keraguan
dan kekhawatiran terhadap sesuatu yang belum terjadi adalah penyakit yang harus
kita hindarkan. Karena hal ini sangat merugikan bagi kita sendiri. Keraguan dan
kekhawatiran bisa menghilangkan kesempatan kita meraih sesuatu yang lebih besar
dalam hidup kita. Keraguan dan kekhawatiran ini akan mengurangi energi kekuatan
usaha kita, yang berakibat mengendornya perjuangan. Konsistensi itu penting
karena akan memungkinkan kita meraih sesuatu secara besar.
Ironisnya,
terkadang kekhawatiran kita bukan karena ada kendala atau penghalang besar di
hadapan kita. Tetapi lebih lebih banyak disebabkan oleh kemalasan kita. Kita
malas berfikir yang berakibat kita malas melakukan sesuatu. Inilah kesalahan
dan kekalahan telak diri kita dalam hidup. Kita lebih banyak gagal karena
kekalahan terhadap diri sendiri di dalam menjaga semangat dan usaha. Walhasil,
hidup kita tidak mencapai sesuatu yang berarti. Kita hidup penuh dengan
kekecewaan. Kedengkian menghiasi hati kita karena merasa tidak maksimal dalam
hidup.
Dalam hidup kita
pun sering bersikap kontradiktif menyikapi kekalahan hidup ini. Kita
menyalahkan orang lain. Kita memusuhi orang-orang sukses di sekeliling kita.
Kita anggap mereka telah mengambil hak kita. Padahal apa yang terjadi pada diri
kita tidak pernah lepas dari sifat kemalasan kita. Kita iri dengki, dan sakit hati
dengan orang lain, padahal mereka tidak berbuat apa-apa terhadap diri kita.
Jika memang
kenyataannya demikian, kita harus kembali pada kesadaran kita. Kita harus
kembali dengan kesadaran akan apa yang harus kita kerjakan saat ini. Prinsipnya
kerjakan sekarang dan saat ini juga. Jika pekerjaan itu membutuhkan konsistensi
atau usaha terus menerus maka tetaplah konsisten. Jangan pernah berfikir
sia-sia karena hasil yang kecil saat ini. Jangan hanya berorientasi pada materi
duniawi sebagai tujuan usaha kita. Karena itu hanya akan semakin memperberat
ketidakkonsistenan kita pada perjuangan hidup.
Kita harus
menjalani dengan konsisten segala sesuatu yang kita fikir akan memberikan
manfaat bagi kehidupan. Sekecil apapun manfaatnya (menurut kita) kita harus optimis.
Terkadang sesuatu yang kecil bagi kita akan sangat besar bagi orang lain.
Jangan pernah menyepelekan sesuatu sekecil apapun itu. Apalagi yang berkaitan
dengan seseorang. Nilai dan kehormatan seseorang sangat tidak bisa diukur
dengan hal-hal duniawi.
Saat kita
memberi standar nilai seseorang dengan harta, kekayaan, keturunan, dan status
sosial tertentu hal itu tentu akan sangat salah. Karena justru kita akan sangat
membutuhkan mereka (orang kecil) dalam kehidupan ini. Memanusiakan orang akan
sangat mulia. Kita akan semakin berharga dan memiliki makna dalam kehidupan
saat kita bisa memberikan yang terbaik bagi orang lain. Karena itulah tujuan
hakiki dalam kehidupan ini. Berdoalah kepada Allah agar hati ini diikhlaskan
untuk selalu berbagi apapun yang bisa kita berikan bagi kehidupan ini.
Kembali pada
konsistensi, kita harus melihat bagaimana bangunan-bangunan besar dihasilkan.
Lihat juga bagaimana semut bisa membangun kerajaannya yang begitu besar
dibanding tubuhnya. Bangunan-bangunan besar itu hanya akan menjadi sempurna dan
gagah berdiri ketika dibangun dari fondasi yang paling dasar. Semua terlihat
gagah, indah dan menawan hati bukan diciptakan dalam sekali jadi. Proses
pembangunannya dimulai dari nol besar. Perlu fondasi yang tidak berbentuk, kerangka
besi yang telanjang, tetapi seiring dengan proses pembangunan itu,
perlahan-lahan akan mencapai pada bentuk yang indah dan semakin indah.
Begitu pulalah
dengan apa yang kita kerjakan dalam mencapai tujuan hidup ini. Mungkin saat ini
kita sedang membangun (membangun kepribadian), sehingga diri kita belum nampak
indah. Masih banyak lobang dalam diri kita. Masih banyak kelemahan dalam diri
kita. Jangan putus asa dengan kondisi ketidaksempurnaan kita saat ini, karena
kita sedang membangun. Percayalah bahwa suatu saat nanti kita akan mencapai
kebahagiaan itu. Kuncinya percaya dan konsistensi. Siaaap?
0 komentar:
Posting Komentar