News Ticker:

Home » » Hizbut Tahrir itu NATO (Not Action Talk Only)

Hizbut Tahrir itu NATO (Not Action Talk Only)


Hizbut tahrir itu NATO alias Not Action Talk Only, ini yang sering dituduhkan kepada jamaah dakwah yang satu ini. Pemahaman ini berawal dari pemahaman yanga sangat sempit akan arti ‘berwacana’ dan ‘hanya berwacana’. Seolah-olah yang berbuat itu hanya orang-orang atau kelompok yang masuk ke dalam parlemen saja.

Jika dikatakan bahwa Hizbut Tahrir itu berwacana itu benar, namun jika yang dimaksud adalah hanya berwacana maka itu adalah salah besar!!! Ana ulangi SALAH BESAR!!!. Kenapa? Bukankah aktivitas yang dilakukan oleh hizbut tahrir merupakan tindakan nyata akan firman Allah dalam surat Al Imron ayat 104 yang terjemahannya sebagai berikut :

Hendaklah segolongan umat diantara kalian yang menyerukan kepada al khair (kebajikan) menyuruh dari yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Bukankah yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir sekarang adalah sesuai dengan perintah yang ada di ayat itu???

Dalam ayat itu dapat kita fahami bahwa aktivitas sebuah jamaah dakwah ada 2, yakni : 1. Menyerukan kepada al khair atau islam 2. Melakukan aktifitas amar ma’ruf nahi munkar.

Nah, Hizbut Tahrir selama ini dalam berdakwah juga mengajak kepada al khair (islam) atau berupaya agar orang-orang yang tadinya belum islam akhirnya masuk ke dalam agama islam, dengan menanamkan aqidah yang benar. Banyak para agama lain yang telah menjadi muallaf, salah satunya adalah pada waktu acara KKI 12 Agustus 2007 yang lalu ada 200 orang Kristen yang telah menjadi muallaf, subhanallah, dan ana yakin, pasti banyak di tempat lain yang insha Allah juga seperti itu. Apalagi dengan eksisnya Hizbut tahrir di 40 negara, subhanallah…Allahu akbar.

Kemudian aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar, Hizbut Tahrir memahami bahwa segala bentuk kemungkaran itu ada yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan juga negara, nah karena faktanya demikian, maka menurut Hizbut Tahrir bahwa akan lebih efektif jika aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar itu dilakukan oleh negara. Dalam hal ini adalah negara yang menerapkan hukum islam, tidak mungkin sebuah negara yang tidak menerapkan hukum islam akan melakukan sebuah aktifitas tersebut, yang notabene amar ma’ruf nahi mungkar itu hanya bisa dilakukan oleh negara yang menerapkan hukum islam. Dan ini bukan berarti Hizbut Tahrir mentiadakan amar ma’ruf nahi mungkar yang dilakukan oleh perindividu atau kelompok. Namun sekali lagi hizbut Tahrir melihat akan lebih efektif jika negara yang melakukan itu, karena tugas dari sebuah negara adalah dakwah dan jihad.

Kembali ke wacana. Bukankah setiap orang, partai juga berwacana ketika kampanye politik??? Bukankah ide perubahan yang ditawarkan masing parpol itu sebuah wacana??? Bukankah janji-janji manis para penguasa itu juga hasil dari sesuatu yang bernama wacana???

Sama dengan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, ketika mengoreksi kebijakan-kebijakan para penguasa yang dzalim, bukankah Hizbut tahrir juga sekaligus menawarkan solusi yakni solusi dengan kembali ke syariat islam. Masih ingat kritik HT akan BBM?, UU Air, kasus Freeport, kasus blok Cepu, dll bukankah semuanya dikritik oleh hizbut tahrir sebagai bentuk kedzaliman kepada masyarakat kemudian menawarkan solusi alternatif satu-satunya yakni syariat islam, kenapa negeri yang mayoritas muslim ini tidak mau berhukum dengan hukum allah? Astaghfirullah…

Sesuatu dikatakan hanya berwacana tanpa melakukan aksi real itu adalah jika aktivitas mengkritik penguasa tanpa pernah menawarkan solusi atas kehancuran dan kerusakan yang terjadi. Tanpa siap dengan konsep perubahan yang diinginkan ketika menginginkan adanya sebuah perubahan, masih ingat kan saat reformasi??? Lihatlah! Seluruh komponen massa bergerak menuntut turunnya presiden Soeharto dengan menginginkan adanya perubahan yakni reformasi, tapi lihatlah ketika Soeharto turun tahta, apa orang-orang tersebut siap dengan konsep perubahannya? Jawabnya TIDAK!!! Lihatlah yang terjadi semakin terpuruknya kehidupan bangsa ini, na’udzubillah summa na’udzubillah…

Mungkin karena ketidakikutsertaan Hizbut Tahrir kedalam parlemen kemudian dikatakan bahwa Hizbut Tahrir itu NATO. Tidak ikut masuk kedalam parlemen bukan berarti HT mengharamkan parlemen atau pemilu seperti yang selama ini dituduhkan kepada hizbut Tahrir, itu tidak lain karena Hizbut Tahrir yakin bahwa parlemen atau pemilu bukan satu-satunya jalan menuju ke sebuah perubahan. Parlemen hanyalah salah satu sarana yang merupakan sebuah pilihan bukan keharusan.

Perubahan yang diinginkan oleh hizbut Tahrir adalah perubahan yang bersifat menyeluruh atau taghyir, bukan seperti islahiyyah atau perbaikan yang bersifat tidak menyeluruh. Aktivitas seperti itu sama dengan seperti tambal sulam, ibarat baju, baju yang sudah rusak kemudian di jahit sana sini agar rusaknya tidak terlihat, ini berarti malah memperpanjang usia baju yang telah lusuh itu. Sama ketika kita mengibaratkan sebuah system yang sudah terbukti rusak sejak dari lahirnya kemudian diperbaiki sana-sini ini berarti memperpanjang system tersebut.

Sudah saatnya kita kembali ke metode dakwah yang benar, metode dakwah yang telah digariskan oleh rasulullah SAW. Dakwah yang bersifat membangun pola berfikir dari berfikir dangkal menjadi barfikir cemerlang. Kecemerlangan berfikir yang akan menuntun kepada realitas kehidupan sehingga akan ditemukan obat yang manjur untuk setiap penyakit yang mendera kehidupan itu, yakni syariat islam di bawah naungan daulah al khilafah.

Wallahu’alam bis shawab.


Share this article :

0 komentar:

Baca Juga

LOMBA PENULISAN (JANUARI)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Forum Alumni DKM Talimul Muta'allim - All Rights Reserved